Sabtu, 30 April 2016

Tugas Softskill Akuntansi Internasional

MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

Ø Pendahuluan
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur / metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.
Para pelaku pasar cenderung tidak berani mengambil risiko. Perantara jasa keuangan dan pencipta pasar memberikan respons dengan menciptakan produk keuangan yang memungkinkan seorang pelaku pasar untuk mengalihkan risiko perubahan harga tak terduga kepada orang lain-pihak lawan.

Ø Mengapa Mengelola Risiko Keuangan ?
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukkan bahwa manajemen dapat meningkatkan  nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan. Manajemen risiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan.
Pertama, manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.

Ø Peranan Akuntansi
Akuntan manajemen memainkan peranan yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasi eksposur pasar, mengkuantifisikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternatif, mengukur potensial yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai. 

v  Identifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.

v  Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Mungkin manajemen lebih suka untuk mempertahankan beberapa risiko yang dihadapi ketimbang harus melakukan lindung nilai apabila biaya perlindungan risiko yang dirasakan lebih tinggi daripada manfaatnya. Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar.

v  Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
   Risiko kurs valas adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional.
Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup
1.      antisipasi pergerakan kurs,
2.      pengukuran risiko kurs valas yang dihadapi perusahaan,
3.      perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
4.      pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.

Ø Peramalan atas Perubahan Kurs
Dalam mengembangkan program manajemen risiko nilai tukar, manajemen keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitudo perubahan kurs. Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat peramalan kurs (yaitu depresiasi mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini:
1.      Perbedaan inflasi.
2.      Kebijakan moneter.
3.      Neraca perdagangan.
4.      Neraca pembayaran.
5.      Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri.
6.      Anggaran nasional.
7.      Kurs forward.
8.      Kurs tidak resmi.
9.      Perilaku mata uang terkait.
10.  Perbedaan suku bunga.
11.  Harga opsi ekuitas luar negeri.
Hal-hal diatas membantu dalam memprediksi arah pergerakan  mata uang. Namun demikian, biasanya masih tidak cukup untuk memprediksi waktu dan magnitudo perubahan mata uang. Faktor politik sangat memengaruhi nilai mata uang di banyak negara.

Ø Manajemen Potensi Risiko
Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perusahaan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada 2 jenis potensi risiko: translasi, dan transaksi.

v  Potensi Risiko Translasi
Mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang dosmetik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Kelebihan antara aktiva terpapar risiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasrkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva bersih. Posisi ini seringkali disebut potensi risiko positif. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar.

v  Potensi Risiko Transaksi
    Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valas yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.

Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
1.    Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada kewajiban (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang asing menurun) menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai mata uang asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
2.    Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi. Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.

Ø Strategi Perlindungan
Sekali potensi risiko kurs yang dihadapi dapat diidentifikasikan, langkah berikutnya adalah merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko tersebut. Strategi ini mencakup lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.

v  Lindung Nilai Neraca
Lindung nilai neraca dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar. Metode lindung nilai potensi risiko perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan terhadap devaluasi meliputi:
1.      Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi yang berjalan.
2.      Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal kepadainduk perusahaan.
3.      Mempercepat penerimaan dari piutang dagang yang beredar dalam mata uang lokal.
4.      Menunda pembayaran utang dalam mata uang lokal.
5.      Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.
6.      Menginvestasikan kelebihan uang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya dalam mata uang lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
7.      Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.
                                  
v  Lindung Nilai Operasional
Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel-variabel yang memengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Melalui peningkatan harga jual (untuk penjualan yang ditagih dalam mata uang yang rentan terhadap devaluasi) secara proporsional terhadap perkiraan depresiasi mata uang ini akan membantu perlindungan target margin kotor.
v  Lindung Nilai Kontraktual
Berbagai instrumen lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko valas yang dihadapi. Kebanyakan instrument keuangan ini adalah derivatif, dan bukan merupakan isntrument dasar.

Ø Akuntansi Untuk Produk Lindung Nilai
Produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain.
Perlakuan akuntansi untuk derivatif keuangan yang telah diterima secara internasional adalah menetapkan nilai produk menurut pasar dengan timbul keuntungan atau kerugian yang diakui sebagai bagian dari laba nonoperasi. Setidaknya di AS, terdapat pengecualian dalam bebarpa kasus jika transaksi memenuhi kriteria lindung nilai yang memadai mencakup hal-hal berikut:
1.      Pos-pos yang sedang dilindung nilai menimbulkan risiko pasar yang harus dihadapi perusahaan.
2.      Perusahaan mendeskripsikan strategi lindung nilai.
3.      Perusahaan menentukan instrumen yang akan digunakan untuk lindung nilai.
4.      Perusahaan mencatat alasannya mengapa lindung nilai yang dilakukan kemungkinan besar akan efektif dilakukan.

Ø Kontrak Forward Valas
Sejumlah importir dan eksportir secara umum menggunakan kontrak forward valas apabila barang yang ditagihkan dalam mata uang asing itu dibeli dari atau dijual kepada pihak asing. Kontrak forward mengimbangi risiko keuntungan atau kerugian transaksi karena kurs berfluktuasi di antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian.
Kontrak forward valuta merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tetentu yang dipertukarkan  dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa mendatang, berdasrkan kurs tetap yang disebut sebagai kurs forward. Perbedaan kurs forward dengan kurs spot yang berlaku pada tanggal kontrak forward menimbulkan adanya premium (apabila kurs forward > kurs spot) atau diskon (kurs forward < kurs spot).

Ø Future Keuangan
Suatu kontrak future keuangan memiliki sifat yang mirip dengan kontrak forward. Seperti halnya forward, future merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dengan harga yang  sudah ditentukan. Atau dengan cara lain, future juga digunakan untuk penyelesaian tunai selain penyerahan, dan dapat dibatalkan sebelum pengiriman dengan melakukan kontrak penyeimbang untuk instrumen keuangan yang sama.
Para bendaharawan  perusahaan umumnya menggunakan kontrak future untuk mengalihkan risiko perubahan harga kepada pihak lain. Kontrak ini juga dapat digunakan untuk berspekulasi dalam antisipasi pergerakan harga dan untuk memanfaatkan anomali jangka pendek dalam penetapan harga kontrak future.

Ø Opsi Mata Uang
Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluwarsa yang telah ditentukan. Opsi mata uang juga dapat digunakan untuk mengelola laba. Opsi jenis Eropa hanya dapat dieksekusi pada tanggal kadaluwarsa. Opsi jenis Amerika dapat dieksekusi kapan saja hingga tanggal kaldaluwarsa.

Ø Swap Mata Uang
Swap mata uang mencakup pertukaran saat ini dan di masa depan atas dua mata uang yang berbeda kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelumnya tidak dapat diakses dengan biaya yang relatif rendah. Swap ini juga memungkinkan  perusahaan untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha internasional. Sebagai contoh, misalkan Alpha Corporation (sebuah perusahaan multinasional di AS) bermaksud untuk mendapatkan pinjaman berbunga tetap sebesar $10.000.000 dalam puond Inggris untuk mendanai sebuah perusahaan afiliasi barunya di London.

Ø Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. Provisi dasar standar ini adalah:
1.      Seluruh instrumen derivatif dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban instrumen derivatif dicatat sebesar nilai wajarnya.
2.      Keuntungan dan kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrumen derivatif bukanlah aktiva atau kewajiban. Secara otomatis, keduanya diakui sebagai laba jika direncanakan sebagai lindung nilai.
3.      Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi khusus.
4.      Hubungan lindung nilai  harus terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca laporan.
5.      Keuntungan atau kerugian dari investasi bersih dalam mata uang asing pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya. Selanjutnya direklasifikasikan ke dalam laba berjalan jika anak perusahaan tersebut dijual atau dilikuidasi.
6.      Keuntungan atau kerugian dari lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum pasti, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba komprehensif.

Ø Lindung Nilai Atas Aktiva, Kewajiban, yang Diakui atau Komitmen Perusahaan yang Belum Diakui


Sebagai contoh untuk jurnal atas lindung nilai transaksi dalam mata uang asing maka terlihat dalam tampilan 11-12.



Ø Nilai Investasi Bersih Dalam Operasi Luar Negeri

Sebagai contoh untuk jurnal atas lindung nilai posisi kewajiban terpapar bersih maka terlihat dalam tampilan 11-13.


Ø Berspekulasi Dalam Mata Uang Asing
Terdapat peluang untuk meningkatkan laba dilaporakan dengan menggunakan kontrak forward dan opsi dalam pasar valas. Kontrak forward yang dibeli untuk spekulasi  pada awalnya dicatat sebagai kurs forward. Keuntungan atau kerugian transaksi yang diakui sebelum penyelesaian bergantung pada antara kurs forward awal dan kurs yang tersedia untuk periode kontrak yang tersisa. Perlakuan akuntansi untuk instrument mata uang asin lainnya yang dibahas adalah mirip dengan perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas disini didasarkan pada sifat aktivitas lindung nilai; yaitu apakah derivatif melindungi nilai komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya. 

Ø Pengungkapan
Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah. Pengungkapan itu antara lain:
1.      Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi lindung nilai.
2.      Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai.
3.      Identifikasi risiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai.
4.      Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai.
5.      Jumlah yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai.
6.      Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan risiko pasar.
7.      Penilaian berjalan mengenai efektivitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang digunakan selama periode berjalan.

v  Kendali Keuangan
Setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas program lindung nili. Umpan balik dari siatem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktik manajemen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk dilakukan.

Ø Acuan yang Tepat
Dalam manajemen risiko valas, pertanyaan-pertanyaan berikut ini harus dipertimbangkan ketika hendak memilih sebuah acuan.
·         Apakah acuan yang tepat mewakili suatu kebijakan yang seharusnya diikuti ?
·         Apakah acuan ini dapat diperjelas di bagian awal ?
·         Apakah acuan ini memberikan strategi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan alternatif lainnya ?.
Jika program manajemen risiko valas tersentralisasi, maka acuan yang tepat dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan program perlindunngan risiko perusahaan merupakan program yang dapat diimplementasikan oleh manajer setempat. 

Ø Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan risiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal. Kegiatan manajemen risiko memiliki orientasi ke depan. Namun demikian, pada akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi risiko dan akun-akun keuangan untuk keperluan pelaporan eksternal. Manajemen risiko keuangan merupakan contoh utama dimana keuangan perusahaan dan akuntansi sangat berkaitan erat.

Ø Contoh Perusahaan yang Menerapkan Manajemen Risiko Keuangan
Dalam laporan keuangan tahunan periode 2014 Perusahaan Nokia, dapat menunjukkan praktik penerapan manajemen risiko keuangan. Diantaranya terdapat bagian dihalaman 177 mengenai Financial Risk Management. Dimana manajemen risiko keuangan terdiri dari:
1.      Market risk
2.      Credit risk
3.      Hazard risk
4.      Liquidity risk



Referensi:
Frederick D.S. Choi, dan Gary K. Meek,International Accounting, Buku 2 Edisi 5.  Jakarta: Salemba Empat,2005.
Laporan Keuangan Nokia Tahun 2014:Website Nokia Corporation.





Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

                                  Nama          : Saraswati Diana
     Nadia Fadhilah

                                  Dosen         : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI

Tugas Softskill Akuntansi Internasional

HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL


Ø Pendahuluan
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.
Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Baru-baru ini, sejumlah perusahaan yang berusaha memperoleh modal di luar pasar Negara asal dan para investor yang berusaha untuk melakukan diversifikasi investasi secara internasional menghadapi masalah yang makin meningkat sebagai akibat dari perbedaan nasional dalam hal akuntansi, pengungkapan, dan audit.
Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan standarisasi seolah-olah keduanya memiliki arti yang sama. Padahal berbeda.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi:
1.     Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan).
2.     Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat  berharga dan pencatatan pada bursa efek.
3.     Standar audit.

Ø PEMBAHASAN
v  Harmonisasi Akuntansi Internasional
Harmonisasi akuntansi internasional saat ini merupakan salah satu isu terpenting yang dihadapi oleh pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan mereka yang menyusun atau menggunakan laporan keuangan. Istilah harmonisasi dan standarisasi seolah-olah memiliki arti yang sama. Secara umum, standarisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antar negara, dan oleh karenanya lebih sukar untuk diimplementasikan secara internasional. Sedangkan Harmonisasi lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir. Komparabilitas informasi keuangan merupakan konsep yang lebih jelas daripada harmonisasi. Informasi keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi, pengungkapan atau audit yang berbeda dapat dibandingkan jika memiliki kemiripan dalam cara dimana para pengguna laporan keuangan dapat membandingkannya (setidaknya dalam beberapa aspek) tanpa perlu membiasakan diri dengan lebih dari satu sistem.

v  Survei Harmonisasi Internasional
Keuntungan Harmonisasi Internasional
Para pendukung harmonisasi internasional mengatakan bahwa harmonisasi (bahkan standarisasi) memiliki banyak keuntungan.
Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain:
1.      Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal
2.      Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang
3.      Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi
4.      Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.

v  Kritik Atas Standar Internasional
Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar akuntansi internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar. 
Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki flesibilitas yang terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang dimilikinya. Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap kedaulatan nasional.
Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar. Argumen terkait adalah perhatian politik nasional seringkali berpengaruh terhadap standar akuntansi bahwa pengaruh politik internasional tidak terhindari lagi akan menyebabkan kompromi standar akuntansi.
ü  Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
Dua pendekatan lain yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
a)      Rekonsiliasi
b)      Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik”/resiprositas).
Rekonsiliasi berbiaya lebih rendah bila dibandingkan dengan penyusunan laporan keuangn lengkap berdasarkan prinsip akuntansi yang berbeda.
Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
ü  Evaluasi
Perdebatan mengenai harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting Standards-IFRS). Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan, menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS.
ü  Penerapan Standar Internasional
Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari:
·         Perjanjian internasional atau politis
·         Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara profesional)
·         Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional.
Usaha-usaha standar internasional lain dalam bidang akuntansi pada dasarnya dilakukan secara sukarela. Standar-standar ini akan diterima atau tidak tergantung pada orang-orang yang menggunakan standar-standar akuntansi.

v  Beberapa Peristiwa Penting Dalam Sejarah Penentuan Standar Akuntansi Internasional
1.      1959-Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa yang utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.
2.      1961-Group d’Etudes, yang terdiri dari akuntan professional yang berpraktik, didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut akuntansi
3.      1966-Kelompok Studi Internasional Akuntan didirikan oleh institute professional di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
4.      1973-Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standard Committee-IASC) didirikan.
5.      1976-Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Coorporation and Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.
6.      1977-Federasi Internasional Akuntan (International Federation of Accounting-IFAC) didirikan.
7.      1977-Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian mengenai Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan Transnasional.
8.      1978-Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa.
9.      1981-IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi nonanggota untuk memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional.
10.  1984-Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak didirikan di Inggris atau Irlandia menyesuaikan dengan standar akuntansi internasional.
11.  1987-Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam konferensi tahunannya untuk mendorong penggunaan standar yang umum dalam praktik akuntansi dan audit.
12.  1989-IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan laporan keuangan.

v  Sekilas Mengenai Organisasi Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:
1.      Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2.      Komisi Uni Eropa (EU),
3.      Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO),
4.      Federasi Internasional Akuntan (IFAC),
5.      Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and Reporting-ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development-UNCTAD),
6.      Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Kelompok Kerja OEDC)

IASB mewakili kepentingan dan organisasi serta swasta. Komisi EU yang sering disebut sebagai Komisi Eropa (Europe Commission – EC), kelompok kerja OECD dan ISAR merupakan lembaga (entitas) politik yang memperoleh kekuasaan memalui perjanjian internasional.

v  Badan Standar Akuntansi Internasional
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), dahulu IASC, merupakan badan pembuat standar sektor swasta yang independen yang didirikan pada tahun 1973 oleh organisasi akuntansi profesional di 9 negara dan direstrukturisasi pada tahun 2001. (Reorganisasi tersebut membuat IASC kedalam suatu organisasi payung yang dibawahnya IASB melakukan pekerjaannya). Sebelum retrukturisasi, IASC mengeluarkan 41 Standar Akuntansi Internasional (IAS) dan sebuah kerangka dasaar untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
ü  Standar Inti IASC dan Persetujuan IOSCO
IASB telah berupaya untuk mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh badan pengatur surat berharga diseluruh dunia. Sebagai bagian dari upaya itu, IASC mengadopsi suatu rencana kerja untuk menghasilkan suatu set inti standar berkualitas tinggi kompherensif. Pada bulan Juni 1995 Komite Teknis IOSCO menyatakan persetujuannya dengan rencana kerja sebagai berikut:
Dewan (IASC) telah mengembangkan suatu rencana kerja yang telah disetujui oleh Komite Teknis yang jika berhasil diselesaikan akan menghasilkan IAS yang terdiri dari satu set standar inti yang kompherensif. Penyelesaikan standar yang kompherensif ini yang dapat diterima oleh Komite Teknis (IOSCO) memungkinkan persetujuan dari Komite Teknis untuk penggunaan IAS dalam pengumpulan modal dan keperluan pencatatan saham lintas batas di seluruh pasar global.
ü  Struktur IASB yang Baru
IASB yang direstrukturisasi tersebut bertemu untuk pertamakalinya pada bulan April 2001, setelah direorganisasi, akan mencakup badan berikut:
a)       Badan wali
b)       Dewan IASB
c)       Dewan penasihat standar
d)       Komite interpretasi pelaporan keuangan internasional (IFRIC).
ü  Pengakuan dan Dukungan Bagi IASB
Banyak perusaaan-perusahaan besar di Eropa (khususnya Jerman dan Swiss) telah beralih kepada IFRS sebagai respon atas permintaan investor dan analis terhadap peningkatan pengungkapan dan kualitas pelaporan keuangan yang lebih baik.
Akhirnya, penandatanganan “Perjanjian Norwalk” tahun 2002 oleh IASB dan Badan Standar Akuntansi Keuangan AS memberi sinyal adanya komitmen badan pembuat standar nasional terhadap konvergensi yang mengarah pada satu set standar akuntansi internasional tunggal diseluruh dunia.

ü  Respons Komisi Pasar Modal AS Terhadap IFRS
SEC tidak menerima IFRS sebagai dasar laporan keuangan yang diserahkan oleh perusahaan yang mencatat saham pada bursa efek AS. Namun demikian, SEC berada dalam tekanan yang makin meningkat untuk membuat pasar modal AS lebih dapat diakses oleh para pembuat laporan non AS. SEC telah menyatakan dukungan atas tujuan IASB untuk mengembangkan standar akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan yang digunakan dalam penawaran lintas batas.
Dengan menyatakan tiga kondisi ini, SEC telah menunjukkan flesibilitas besar dalam sejauh mana dapat menerima penggunaan IFRS oleh para emiten asing.
·         Standar harus mencakup bagian inti ketentuan akuntansin yang menentukan dasar akuntansi yang kompherensif dan secara umum dapat dterima
·         Standar harus berkualitas tinggi, menghasilkan daya banding dan transparansi, serta memberikan pengungkapan penuh
·         Standar harus di interpretasikan dan diterapkan dengan ketat

v  Uni Eropa (Europen Union-EU)
Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa. Untuk tujuan ini, EC telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal bagi:
·         Perubahan modal dalam tingkat EU
·         Membuat kerangka dasar hokum umum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang terintegrasi
·         Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat.

ü  Direktif Keempat, Ketujuh, dan Kedelapan
Direktif EU keempat, yang dikeluarkan tahun 1978 merupakan satu set aturan akuntansi yang paling luas dan komprehensif dalam kerangka dasar EU.
Direktif ketujuh, yang dikeluarkan pada tahun 1983, membahas masalah-masalah laporan keuangan konsolidasi.
Direktif kedelapan, dikeluarkan tahun 1984, membahas berbagai aspek kualifikasi profesional yang berwenang untuk melaksanakan audit yang diwajibkan oleh hukum.

ü  Apakah Upaya Harmonisasi EU Telah Berhasil ?
Keberhasilan upaya harmonisasi EU pada akhir abad ke 20 masih dipertanyakan. Sebagai contoh, negara-negara anggota pada umumnya tidak menghapuskan aturan akuntansi yang masih ada pada saat mengadopsi direktif EU. Masalah lain adalah sejauh mana negara-negara anggota menetapkan kesesuaian dengan direktif. Dengan demikian, beberapa pihak mempertanyakan apakah akuntansi harmonisasi direktif telah sesuai dengan maksud pada saat direktif tersebut dikeluarkan.

ü  Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (International Organization of Securities Commissions-IOSCO) beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara. Menurut bagian pembukaan anggaran IOSCO:
Otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik pada tingkat domestic maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan sehat:
·         Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-masing untuk mendorong perkembangan pasar domestik.
·         Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an penhawasan efektif terhadap transaksi surat berharga internasional.
·         Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakkan yang efektif terhadap pelanggaran.
IOSCO telah bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional dan standar akuntansi memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal secara efisien melalui pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal dengan cara yang paling efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang terdapat permintaan investor. Komite ini bekerja sama dengan IASB, antara lain dengan memberikan masukan terhadap proyek-proyek IASB.

v  Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977, dimana misinya adalah untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten demi kepentingan umum.
Majelis IFAC, yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari setiap organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri dari para individu yang berasal dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun. Dewan ini, yang bertemu 2 kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan mengawasi operasinya. Administrasi harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang berlokasi di New York, yang memiliki staf professional akuntansi dari seluruh dunia.
Kebanyakan pekerjaan profesional IFAC dialakukan melalui komite tetap. Pada saat penulisan buku ini, komite tetap terdiri dari:
·         Badan Standar Audit dan Asuransi Internasional
·         Kesesuaian
·         Pendidikan
·         Etika
·         Akuntan Profesional dalam Bisnis
·         Sektor Publik
·         Auditor Tradisional.

v  Kelompok Kerja Antar Pemerintah Perserikatan Bangsa-Bangsa Untuk Pakar Dalam Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (ISAR)
ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan. Mandat khususnya adalah untuk mendorong harmonisasi standar akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR mewujudkan mandat tersebut melalui pembahasan dan pengesahan praktik terbaik, termasuk yang direkomendasikan oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas pelaporan lingkungan hidup dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata kelola perusahaan dan akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.

v  Organisasi Untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional Negara-negara industri maju yang berorientasi ekonomi pasar. Kegiatannya dijalankan melalui badan pelaksana, Dewaan OECD, dan sebuah jaringan yang terdiri dari 200 komite dan kelompok kerja. Dengan keanggotaan yang terdiri dari Negara-negara industri maju yang lebih besar, OECD sering menjadi lawan yang tangguh terhadap badan-badan lain (seperti PBB atau Konfederasi Internasional Persatuan Perdagangan Bebas) yang memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan anggota-anggotanya.

v  Kesimpulan
Banyak saat ini yakin bahwa harmonisasi diperlukan untuk mengurangi hambatan berupa peraturan terhadap upaya perolehan laba lintas batas. Jabatannya sekarang bukan lagi apakah untuk mengharmonisasi atau bahkan bagaimana melakukan harmonisasi. Badan standar Akuntansi Internasional merupakan titik pusat usaha-usaha ini. Pada masa sekarang, merupakan hal yang tidak mungkin untuk membahas permasalahan atturan pasar modal dan bursa efek tanpa mempertimbangkan harmonisasi internasional untuk prinsip akuntansi, pengungkapan dan atau audit.

Contoh Perusahaan yang Menerapkan Harmonisasi Akuntansi Internasional
Dalam laporan keuangan tahunan periode 2011 Perusahaan Walmart, dapat menunjukkan praktik penerapan harmonisasi akuntansi internasional. Diantaranya terdapat bagian dihalaman 56 mengengenai opini auditor. Bahwa dikemukakan Laporan keuangan perusahaan Bayer telah disusun sesuai dengan IFRS.


Audit Opinion
In our opinion, the financial statements referred to above present fairly, in all material respects, the consolidated financial position of Wal-Mart Stores, Inc. at January 31, 2011 and 2010, and the consolidated results of its operations and its cash flows for each of the three years in the period ended January 31, 2011, in conformity with U.S. generally accepted accounting principles.


Referensi:
Frederick D.S. Choi, dan Gary K. Meek,International Accounting, Buku 2 Edisi 5.  Jakarta: Salemba Empat,2005.
Laporan Keuangan Walmart Tahun 2011:Website Walmart Corporation.




Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama          : Saraswati Diana
                      Nadia Fadhilah

Dosen         : Jessica Barus, S.E., Mmsi.


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI