Sabtu, 30 April 2016

Tugas Softskill Akuntansi Internasional

MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

Ø Pendahuluan
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur / metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.
Para pelaku pasar cenderung tidak berani mengambil risiko. Perantara jasa keuangan dan pencipta pasar memberikan respons dengan menciptakan produk keuangan yang memungkinkan seorang pelaku pasar untuk mengalihkan risiko perubahan harga tak terduga kepada orang lain-pihak lawan.

Ø Mengapa Mengelola Risiko Keuangan ?
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukkan bahwa manajemen dapat meningkatkan  nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan. Manajemen risiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan.
Pertama, manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.

Ø Peranan Akuntansi
Akuntan manajemen memainkan peranan yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasi eksposur pasar, mengkuantifisikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternatif, mengukur potensial yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai. 

v  Identifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.

v  Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Mungkin manajemen lebih suka untuk mempertahankan beberapa risiko yang dihadapi ketimbang harus melakukan lindung nilai apabila biaya perlindungan risiko yang dirasakan lebih tinggi daripada manfaatnya. Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi pergerakan pasar.

v  Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
   Risiko kurs valas adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional.
Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup
1.      antisipasi pergerakan kurs,
2.      pengukuran risiko kurs valas yang dihadapi perusahaan,
3.      perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
4.      pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.

Ø Peramalan atas Perubahan Kurs
Dalam mengembangkan program manajemen risiko nilai tukar, manajemen keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitudo perubahan kurs. Informasi yang sering kali digunakan dalam membuat peramalan kurs (yaitu depresiasi mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini:
1.      Perbedaan inflasi.
2.      Kebijakan moneter.
3.      Neraca perdagangan.
4.      Neraca pembayaran.
5.      Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri.
6.      Anggaran nasional.
7.      Kurs forward.
8.      Kurs tidak resmi.
9.      Perilaku mata uang terkait.
10.  Perbedaan suku bunga.
11.  Harga opsi ekuitas luar negeri.
Hal-hal diatas membantu dalam memprediksi arah pergerakan  mata uang. Namun demikian, biasanya masih tidak cukup untuk memprediksi waktu dan magnitudo perubahan mata uang. Faktor politik sangat memengaruhi nilai mata uang di banyak negara.

Ø Manajemen Potensi Risiko
Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perusahaan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada 2 jenis potensi risiko: translasi, dan transaksi.

v  Potensi Risiko Translasi
Mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang dosmetik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Kelebihan antara aktiva terpapar risiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasrkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva bersih. Posisi ini seringkali disebut potensi risiko positif. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar.

v  Potensi Risiko Transaksi
    Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valas yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.

Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
1.    Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada kewajiban (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang asing menurun) menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai mata uang asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
2.    Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi. Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.

Ø Strategi Perlindungan
Sekali potensi risiko kurs yang dihadapi dapat diidentifikasikan, langkah berikutnya adalah merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko tersebut. Strategi ini mencakup lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.

v  Lindung Nilai Neraca
Lindung nilai neraca dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar. Metode lindung nilai potensi risiko perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan terhadap devaluasi meliputi:
1.      Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi yang berjalan.
2.      Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal kepadainduk perusahaan.
3.      Mempercepat penerimaan dari piutang dagang yang beredar dalam mata uang lokal.
4.      Menunda pembayaran utang dalam mata uang lokal.
5.      Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.
6.      Menginvestasikan kelebihan uang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya dalam mata uang lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
7.      Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.
                                  
v  Lindung Nilai Operasional
Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel-variabel yang memengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Melalui peningkatan harga jual (untuk penjualan yang ditagih dalam mata uang yang rentan terhadap devaluasi) secara proporsional terhadap perkiraan depresiasi mata uang ini akan membantu perlindungan target margin kotor.
v  Lindung Nilai Kontraktual
Berbagai instrumen lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko valas yang dihadapi. Kebanyakan instrument keuangan ini adalah derivatif, dan bukan merupakan isntrument dasar.

Ø Akuntansi Untuk Produk Lindung Nilai
Produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan risiko pasar pada pundak pihak lain.
Perlakuan akuntansi untuk derivatif keuangan yang telah diterima secara internasional adalah menetapkan nilai produk menurut pasar dengan timbul keuntungan atau kerugian yang diakui sebagai bagian dari laba nonoperasi. Setidaknya di AS, terdapat pengecualian dalam bebarpa kasus jika transaksi memenuhi kriteria lindung nilai yang memadai mencakup hal-hal berikut:
1.      Pos-pos yang sedang dilindung nilai menimbulkan risiko pasar yang harus dihadapi perusahaan.
2.      Perusahaan mendeskripsikan strategi lindung nilai.
3.      Perusahaan menentukan instrumen yang akan digunakan untuk lindung nilai.
4.      Perusahaan mencatat alasannya mengapa lindung nilai yang dilakukan kemungkinan besar akan efektif dilakukan.

Ø Kontrak Forward Valas
Sejumlah importir dan eksportir secara umum menggunakan kontrak forward valas apabila barang yang ditagihkan dalam mata uang asing itu dibeli dari atau dijual kepada pihak asing. Kontrak forward mengimbangi risiko keuntungan atau kerugian transaksi karena kurs berfluktuasi di antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian.
Kontrak forward valuta merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tetentu yang dipertukarkan  dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa mendatang, berdasrkan kurs tetap yang disebut sebagai kurs forward. Perbedaan kurs forward dengan kurs spot yang berlaku pada tanggal kontrak forward menimbulkan adanya premium (apabila kurs forward > kurs spot) atau diskon (kurs forward < kurs spot).

Ø Future Keuangan
Suatu kontrak future keuangan memiliki sifat yang mirip dengan kontrak forward. Seperti halnya forward, future merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dengan harga yang  sudah ditentukan. Atau dengan cara lain, future juga digunakan untuk penyelesaian tunai selain penyerahan, dan dapat dibatalkan sebelum pengiriman dengan melakukan kontrak penyeimbang untuk instrumen keuangan yang sama.
Para bendaharawan  perusahaan umumnya menggunakan kontrak future untuk mengalihkan risiko perubahan harga kepada pihak lain. Kontrak ini juga dapat digunakan untuk berspekulasi dalam antisipasi pergerakan harga dan untuk memanfaatkan anomali jangka pendek dalam penetapan harga kontrak future.

Ø Opsi Mata Uang
Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluwarsa yang telah ditentukan. Opsi mata uang juga dapat digunakan untuk mengelola laba. Opsi jenis Eropa hanya dapat dieksekusi pada tanggal kadaluwarsa. Opsi jenis Amerika dapat dieksekusi kapan saja hingga tanggal kaldaluwarsa.

Ø Swap Mata Uang
Swap mata uang mencakup pertukaran saat ini dan di masa depan atas dua mata uang yang berbeda kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelumnya tidak dapat diakses dengan biaya yang relatif rendah. Swap ini juga memungkinkan  perusahaan untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha internasional. Sebagai contoh, misalkan Alpha Corporation (sebuah perusahaan multinasional di AS) bermaksud untuk mendapatkan pinjaman berbunga tetap sebesar $10.000.000 dalam puond Inggris untuk mendanai sebuah perusahaan afiliasi barunya di London.

Ø Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. Provisi dasar standar ini adalah:
1.      Seluruh instrumen derivatif dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban instrumen derivatif dicatat sebesar nilai wajarnya.
2.      Keuntungan dan kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrumen derivatif bukanlah aktiva atau kewajiban. Secara otomatis, keduanya diakui sebagai laba jika direncanakan sebagai lindung nilai.
3.      Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi khusus.
4.      Hubungan lindung nilai  harus terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca laporan.
5.      Keuntungan atau kerugian dari investasi bersih dalam mata uang asing pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya. Selanjutnya direklasifikasikan ke dalam laba berjalan jika anak perusahaan tersebut dijual atau dilikuidasi.
6.      Keuntungan atau kerugian dari lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum pasti, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba komprehensif.

Ø Lindung Nilai Atas Aktiva, Kewajiban, yang Diakui atau Komitmen Perusahaan yang Belum Diakui


Sebagai contoh untuk jurnal atas lindung nilai transaksi dalam mata uang asing maka terlihat dalam tampilan 11-12.



Ø Nilai Investasi Bersih Dalam Operasi Luar Negeri

Sebagai contoh untuk jurnal atas lindung nilai posisi kewajiban terpapar bersih maka terlihat dalam tampilan 11-13.


Ø Berspekulasi Dalam Mata Uang Asing
Terdapat peluang untuk meningkatkan laba dilaporakan dengan menggunakan kontrak forward dan opsi dalam pasar valas. Kontrak forward yang dibeli untuk spekulasi  pada awalnya dicatat sebagai kurs forward. Keuntungan atau kerugian transaksi yang diakui sebelum penyelesaian bergantung pada antara kurs forward awal dan kurs yang tersedia untuk periode kontrak yang tersisa. Perlakuan akuntansi untuk instrument mata uang asin lainnya yang dibahas adalah mirip dengan perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas disini didasarkan pada sifat aktivitas lindung nilai; yaitu apakah derivatif melindungi nilai komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya. 

Ø Pengungkapan
Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah. Pengungkapan itu antara lain:
1.      Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi lindung nilai.
2.      Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai.
3.      Identifikasi risiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai.
4.      Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai.
5.      Jumlah yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai.
6.      Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan risiko pasar.
7.      Penilaian berjalan mengenai efektivitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang digunakan selama periode berjalan.

v  Kendali Keuangan
Setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas program lindung nili. Umpan balik dari siatem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktik manajemen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk dilakukan.

Ø Acuan yang Tepat
Dalam manajemen risiko valas, pertanyaan-pertanyaan berikut ini harus dipertimbangkan ketika hendak memilih sebuah acuan.
·         Apakah acuan yang tepat mewakili suatu kebijakan yang seharusnya diikuti ?
·         Apakah acuan ini dapat diperjelas di bagian awal ?
·         Apakah acuan ini memberikan strategi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan alternatif lainnya ?.
Jika program manajemen risiko valas tersentralisasi, maka acuan yang tepat dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan program perlindunngan risiko perusahaan merupakan program yang dapat diimplementasikan oleh manajer setempat. 

Ø Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan risiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal. Kegiatan manajemen risiko memiliki orientasi ke depan. Namun demikian, pada akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi risiko dan akun-akun keuangan untuk keperluan pelaporan eksternal. Manajemen risiko keuangan merupakan contoh utama dimana keuangan perusahaan dan akuntansi sangat berkaitan erat.

Ø Contoh Perusahaan yang Menerapkan Manajemen Risiko Keuangan
Dalam laporan keuangan tahunan periode 2014 Perusahaan Nokia, dapat menunjukkan praktik penerapan manajemen risiko keuangan. Diantaranya terdapat bagian dihalaman 177 mengenai Financial Risk Management. Dimana manajemen risiko keuangan terdiri dari:
1.      Market risk
2.      Credit risk
3.      Hazard risk
4.      Liquidity risk



Referensi:
Frederick D.S. Choi, dan Gary K. Meek,International Accounting, Buku 2 Edisi 5.  Jakarta: Salemba Empat,2005.
Laporan Keuangan Nokia Tahun 2014:Website Nokia Corporation.





Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

                                  Nama          : Saraswati Diana
     Nadia Fadhilah

                                  Dosen         : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar