Rabu, 09 Maret 2016

Tugas 1 Akuntansi Internasional

“PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk”


1.      Profil Sejarah dan Pendiri PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

Riwayat perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dimulai pada tahun 1959 ketika bapak Tan Pia Sioe mendirikan perusahaan bihun cap“Cangak Ular” di Sukoharjo, Jawa Tengah.Perusahaan ini menghasilkan bihun jagung dengan visi menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.Pada tahun 1978 bapak Tan Pia Sioe meninggal,kepemimpinan di ambil alih oleh bapak Priyo Hadisusanto. Pada tahun 1980,proses produksi mengalami modereniasi dengan pembelian mesin mesin dari Taiwan dan berhasil menjadi pemimpin pasar daerah Jateng dan Jogjakarta. Sejalan dengan proses transformasi bisnis yang dimulai pada 2009,  TPSF telah menjadi salah satu perusahaan yang termasuk dalam Indeks  Kompas 100 dan mendapat penghargaan Best Consumer Goods Industry Public Listed Company serta termasuk perusahaan yang masuk dalam daftar “A List of the Top 40 Best Performing Listed Company” pada tahun 2011.

PT Tiga Pilar Food Tbk, di dirikan pada tahun 1992 oleh generasi ketiga dan menjadi perusahaan publik pada tahun  2002. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk  didirikan di Sukoharjo Jawa Tengah dengan produk bihun beras dan mie kering. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mampu mera ih sebagai pemimpin pasar di Indonesia dan memperluas jaringan ke Jawa Timur Jawa Barat, Jakarta, Lampung dan Bali.

Pada tahun 1995 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mendirikan pabrik di Karanganyar dengan produk mie kering. Pada tahun 1999, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk di tunjuk oleh Internasional Relief Development (IRD) sebagai lembaga swadaya masyarat dari Amerika yang bekerja sama dengan departement pertanian Amerika (USDA) dalam penyediaan mie kering bersubsidi untuk masyarakat kelas bawah.

Tahun 2000, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk membnagun industri makanan terpadu seluas 25 Ha di Sragen yang dijadwalkan selesai tahun 2003. Pada tahun 2001, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk  mulai relokasi pabrik baru di Sragen dan memasuki bisnis produksi makanan dengan membangun unit produksi mie instan. Pada tahun 2002, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk menerapkan sistem manajement modern untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutan dalam produk dan efisiensi.  Pada tahun tersebut PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mendapat sert ifikat ISO 9001 : 2000  dari BISQA Assasment dan pada tahun 2005  mendapat sertifikat HACCP.

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki dua kategori produk  yaitu produk makanan dalam kemasan dan produk industrial. Perbedaan dari kedua produk tersebut adalah tentang bagaimana produk  itu dikonsumsi oleh konsumen dan juga berbeda da lam pemasarannya. Produk makanan dalam kemasan langsung dapat dikonsumsi secara langsung tanpa  perlu diolah terlebih dahulu. Produk yang termasuk dalam produk kemasan antara lain mie instan, bihun, instant, biskuit, wafer dan permen.

Produk industrial harus diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Produk yang termasuk produk industrial antara lain mie kering dan bihun kering. Target market untuk produk makanan dalam kemasan adalah penjual makanan. Terlepas dari segi bisnis dan teknologi baru PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, memiliki kelebihan tersendiri sebagai perusahaan yang sadar akan kewajiban sosial dan lingkungan.  PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk,  telah melakukan berbagai macam upaya untuk menjamin  keberlangsungan hidup dengan diperolehnya AMDAL dan juga menggunakan instalasi pengolahan limbah (IPAL) berstandar  modern untuk manajemen pengolahan limbah. 


2.      Anak Perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

Bisnis makanan dari TPS Food adalah bisnis pendahulu dan tetap menjadi kontributor utama TPSF yang terus mengembangkan usahanya dengan mengakuisisi beberapa perusahaan antara lain PT Subafood Pangan Jaya yang bergerak di bidang produksi bihun jagung dengan beberapa merek terkenal Subahoon dan Cap Tanam Jagung, serta mengakuisisi merek TARO pada akhir tahun 2011 yang memiliki tingkat awareness yang sangat tinggi dan telah menghasilkan pertumbuhan dan kinerja yang luar biasa  dengan memberikan kontribusi pendapatan hingga 25% dari total penjualan TPS Food.

                        Sejarah anak perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food

·         PT. Subafood Pangan Jaya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan dan produsen bihun jagung pertama di dunia, didirikan pada tanggal 17 Mei 2004, dengan akte notaris Imas Fatimah no. 42 di Jakarta dan sudah disahkan oleh menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia sejak Tanggal 9 Juli 2004 dengan no. C.17065 HT 01.01 th.2004, Tambahan no. 8044. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan, terakhir dengan akta no. 13 tanggal 24 Maret 2005 oleh Ati Mulyati, SH, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan susunan pemegang saham perusahaan. Perubahan pemegang saham tersebut telah dicatat pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat no. C-UM.02.01.6212 tanggal 10 Mei 2005. Produk yang diproduksi antara lain adalah bihun yang terbuat 100% dari jagung (corn starch). Dan kami juga merupakan produsen yang pertama kalinya di Indonesia yang memproduksi bihun dengan bahan dasar 100% jagung. Kami memproduksi bihun jagung dengan beberapa merk antara lain; Cap Tanam Jagung, Pilihan Bunda & Cap Panen jagung untuk bihun olahan (tanpa bumbu) dan berikut dengan merk Subahoon untuk Bihun Jagung instan (dengan bumbu), dengan berbagai rasa yakni, rasa goreng special, rasa ayam bawang, dan rasa soto spesial. Semua produk yang kami produksi telah terdaftar di BPOM dan Halal, selama 7 Tahun ini telah banyak penghargaan yang diterima oleh kami diantaranya : Anugrah Produk Asli Indonesia, Rekor Bisnis, dll. Kebijakan mutu yang diterapkan oleh kami adalah: 1. Peduli terhadap keinginan pelanggan 2. Pemberdayaan sumberdaya 3. Peningkatan perbaikan berkesinambungan sistem manajemen mutu dan HACCP 4. Peduli keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja serta keamanan makanan. Visi kami adalah Menjadi industri pangan kelas dunia dengan sumber daya lokal untuk mencapai kemakmuran nasional. Misi kami adalah Mengutamakan pengolahan sumber pangan lokal yang bisa diproduksi lewat industri secara massal dengan kualitas baik dan sehat. dan strategi kami adalah Innovatif dan kreatif dalam semangat kebersamaan dan saling menghormati untuk menciptakan produk-produk pangan yang sehat dan disukai. Sistem manajemen kami juga telah memenuhi standar ISO 9001:2008, dan Baru-baru ini tahun 2013 PT. Subafood Pangan Jaya kembali mendapat Sertifikat untuk produk Bihun Jagung Pertama yang mendapatkan Sertifikat dan sudah menerapkan ISO 22000:2005 (SISTEM KEAMANAN PANGAN)


3.      Jumlah Saham yang Beredar PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

Pada tanggal 14 Mei 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dengan suratnya No. S-919/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum 45 juta saham biasa dengan nilai nominal Rp500 (dalam Rupiah penuh) per saham kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni 1997, saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada tanggal 5 September 2002, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengeluarkan 230 juta saham biasa Seri B dengan nominal Rp200 (dalam Rupiah penuh) dan obligasi konversi sebesar Rp60.000.000.000 yang dapat dikonversi dengan saham Perusahaan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp200 (dalam Rupiah penuh) per saham tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.D.4, lampiran Kep-44/PM/1998. Pada tanggal 6 Nopember 2002 dan 29 Nopember 2002, BEI menyetujui pencatatan saham biasa seri B dan pencatatan pre-list saham hasil obligasi konversi.

Pada tanggal 24 Oktober 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengeluarkan 547,5 juta saham biasa seri B dengan nominal Rp200 (dalam Rupiah penuh) dalam rangka Penawaran Umum Terbatas (PUT) I Perusahaan. Pada tanggal 7 Nopember 2003, saham tersebut telah dicatatkan di BEI.

Pada tanggal 27 Oktober 2003, PT Tiga Pilar Sekuritas sebagai salah satu pemilik obligasi konversi melaksanakan konversi 53 lembar obligasi konversi senilai Rp26.500.000.000 menjadi 132,5 juta saham biasa Seri B Perusahaan dengan nominal Rp200 (dalam Rupiah penuh) per lembar saham. Saham tersebut telah dicatatkan di BEI pada tanggal 19 Nopember 2003.


4.      Penerapan IFRS (International Financial Reporting Standards) Dalam Pelaporan Keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

·         Sejarah IFRS

International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah Standar, Interpretasi dan Kerangka Kerja dalam rangka Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang diadopsi oleh International Accounting Standards Board (IASB). Banyak standar membentuk bagian dari IFRS. Sebelumnya IFRS ini lebih dikenal dengan nama International Accounting Standards (IAS). IAS yang diterbitkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Board of the International Accounting Standards Committee (IASC). Pada tahun 2000 anggota Badan ini menyetujui restrukturisasi IASC dan Konstitusi (Anggaran Dasar) baru IASC. Pada bulan Maret 2001, IASC Trustee mengesahkan Bagian B Konstitusi baru IASC dan mendirikan sebuah perusahaan nirlaba Delaware, bernama International Accounting Standards Committee Foundation, untuk mengawasi IASB. Pada tanggal 1 April 2001, IASB yang baru dibentuk mengambil alih dari IASC tanggung jawab untuk menetapkan Standar Akuntansi Internasional. Dalam pertemuan pertama Dewan baru itu mengadopsi IAS dan SICs yang sudah ada. Kemudian IASB terus melanjutkan pengembangan standar akuntansi international dengan menyebut standar baru mereka itu dengan sebutan International Financial Reporting Standards (IFRS) .

Oleh karena itu, International Financial Reporting Standards ini terdiri dari:

a)      International Financial Reporting Standards (IFRS) - standar yang dikeluarkan setelah tahun 2001
b)      International Accounting Standards(IAS) - standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001
c)      Interpretations originated from the International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) - yang diterbitkan setelah tahun 2001
d)      Standing Interpretations Committee (SIC) - yang diterbitkan sebelum 2001


·         Apa Itu IFRS?

Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada pasar modal. perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu cepat dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan jaringan informasi ke seluruh dunia.

Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal jutaan atau bahkan miliaran investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Pergerakan mereka tak bisa dihalangi teritori negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal atau lembaga yang memiliki agency problem.

International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia.

Mengadopsi IFRS berarti mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat suatu perusahaan dapat dimengerti oleh pasar global. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan. Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh dunia juga akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding (comparability) dalam pelaporan keuangan. Yang paling diuntungkan sudah jelas, investor dan kreditor trans-nasional serta badan-badan internasional. Tidak mengherankan, banyak perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki pasar modal global.


Karakterisktik IFRS:

A.     Perubahan mind stream dari rule-based ke principle-based
B.     Banyak menggunakan professional judgement
C.     Banyak menggunakan fair value accounting
D.     IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS dapat berbeda dengan IFRS lain
E.      Semakin meningkatnya ketergantungan ke profesi lain.
F.      Perubahan text-book dari US GAPP ke IFRS.


·         Konvergensi IFRS

International Financial Reporting Standards (IFRS) memang merupakan kesepakatan global standar akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan badan-badan internasional di dunia. Popularitas IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kesepakatan G-20 di Pittsburg pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya, menyatakan bahwa otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus meningkatkan standar global pada Juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan di antara negara-negara anggota G-20.

Sejak 2008, diperkirakan sekitar 80 negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangannya. Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an Negara Berikut adalah gambar negara-negara yang telah mengadopsi IFRS.


·         Manfaat dan Tujuan adopsi IFRS

Compliance terhadap IFRS memberikan manfaat terhadap keterbandingan laporan keuangan dan peningkatan transparansi. Melalui compliance maka laporan keuangan perusahaan Indonesia akan dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan dari negara lain, sehingga akan sangat jelas kinerja perusahaan mana yang lebih baik dan dapat meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan. Selain itu, program konvergensi juga bermanfaat untuk mengurangi biaya modal (cost of capital) dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global, meningkatkan investasi global, dan mengurangi beban penysusunan laporan keuangan, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan Laporan Keuangan, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan, dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut kesesuaian dengan IFRS.

Menurut laporan keuangan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk menyatakan bahwa:

1)      Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian PT. Tiga Pilar sejahtera Food, Tbk dan entitas anak;
2)      Laporan keuangan konsolidasian PT. Tiga Pilar Food, Tbk dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
3)      - Semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasian PT. Tiga Pilar Sejahtera
   Food, Tbk dan entitas anak telah dimuat secara lengkap dan benar
-  Laporan keuangan konsolidasian PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk dan entitas anak tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material;
4)      Kami bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk dan entitas anak.



Referensi:

Laporan Keuangan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (www.idx.co.id)





Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional


Nama        : N Fadhilah
Dosen       : Jessica Barus,SE.,MMSI
Kelas        : 4EB19



UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS EKONOMI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar